Pengantar Qiro’at Sab`ah

[materi ini saya sampaikan di acara ‘dauroh pembinaan pejuang qur’an’ (dp2q) majelis ta’lim (mata) salman yang dilaksanakan pada sabtu 24 januari 2009 di taman firdaus]

qiro’at sab’ah atau qiro’at tujuh adalah macam cara membaca al-qur’an yang berbeda. disebut qiro’at tujuh karena ada tujuh imam qiro’at yang terkenal masyhur yang masing-masing memiliki langgam bacaan tersendiri. tiap imam qiro’at memiliki dua orang murid yang bertindak sebagai perawi. tiap perawi tersebut juga memiliki perbedaan dalam cara membaca qur’an. sehingga ada empat belas cara membaca al-qur’an yang masyhur.

perbedaan cara membaca itu sama sekali bukan dibuat-buat, baik dibuat oleh imam qiro’at maupun oleh perawinya. cara membaca tersebut merupakan ajaran rasulullah dan memang seperti itulah al-qur’an diturunkan. adapun landasannya terdapat pada dua hadits berikut:

Jibril membacakan (Al-Qur’an) kepadaku dengan satu huruf. Kemudian berulang kali aku meminta agar huruf itu ditambah, dan ia pun menambahnya kepadaku sampai dengan tujuh huruf. [HR Bukhari – Muslim]

dari umar bin khathab, ia berkata, “aku mendengar hisyam bin hakim membaca surat al-furqon di masa hidup rasulullah. aku perhatikan bacaannya. tiba-tiba ia membaca dengan banyak huruf yang belum pernah dibacakan rasulullah kepadaku, sehingga hampir saja aku melabraknya di saat ia shalat, tetapi aku urungkan. maka, aku menunggunya sampai salam. begitu selesai, aku tarik pakaiannya dan aku katakan kepadanya, ‘siapakah yang mengajarkan bacaan surat itu kepadamu?’ ia menjawab, ‘rasulullah yang membacakannya kepadaku. lalu aku katakan kepadanya, ‘kamu dusta! demi Allah, rasulullah telah membacakan juga kepadaku surat yang sama, tetapi tidak seperti bacaanmu. kemudian aku bawa dia menghadap rasulullah, dan aku ceritaan kepadanya bahwa aku telah mendengar orang ini membaca surat al-furqon dengan huruf-huruf (bacaan) yang tidak pernah engkau bacakan kepadaku, padahal engkau sendiri telah membacakan surat al-furqon kepadaku. maka rasulullah berkata, ‘lepaskanlah dia, hai umar. bacalah surat tadi wahai hisyam!’ hisyam pun kemudian membacanya dengan bacaan seperti kudengar tadi. maka kata rasulullah, ‘begitulah surat itu diturunkan.’ ia berkata lagi, ‘bacalah, wahai umar!’ lalu aku membacanya dengan bacaan sebagaimana diajarkan rasulullah kepadaku. maka kata rasulullah, ‘begitulah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dengan tujuh huruf, maka bacalah dengan huruf yang mudah bagimu di antaranya.'” [HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Jarir]

mengenai makna dari ‘tujuh huruf’ tersebut ada dua pendapat yang kuat. pertama adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa arab mengenai satu makna: Quraisy, Hudzail, Saqif, Hawazin, Kinanah, Tamim, dan Yaman. kedua adalah tujuh macam perbedaan: Perbedaan isim, Perbedaan fi`il, Perbedaan i`rab, Perbedaan taqdim dan ta’khir, Perbedaan naqis dan ziyadah, Perbedaan ibdal, dan Perbedaan lahjah (tafkhim – tarqiq, fathah – imalah, izhar – idgham, hamzah – tashil, mad – qashr, isymam).

hikmah diturunkannya al-qur’an dengan tujuh huruf antara lain: Memudahkan bacaan dan hafalan bagi bangsa ummi, Bukti kemukjizatan Al-Qur’an dari sisi kebahasaan orang arab, dan Kemukjizatan dalam aspek makna dan hukum (ketujuh huruf tersebut memberikan deskripsi hukum yang dikandung al-qur’an dengan lebih komprehensif dan universal).

sampai bahasan disini menjadi jelas bahwa yang dimaksud dengan ‘tujuh huruf’ bukanlah ‘qiro’at tujuh’. oleh karena itu, anggapan bahwa ‘tujuh huruf’ menjelaskan huruf pertama adalah qiro’at imam nafi’, huruf kedua adalah qiro’at imam ‘ashim, dan seterusnya yang mengasosiasikan ‘tujuh huruf’ dengan tujuh imam qiro’at adalah pendapat yang keliru.

definisi dari qiro’at adalah Ilmu yang membahas tentang tata cara pengucapan Al-Qur’an berikut cara penyampaiannya, baik yang disepakati (ulama ahli Al-Qur’an) maupun yang terjadi perbedaan pendapat, dengan menisbatkan setiap wajah bacaannya kepada seorang imam qiro’at. hal ini sama sekali berbeda dengan qiro’at yang berarti cara melagukan bacaan al-qur’an.

syarat sah suatu qiro’at agar dapat diterima adalah: Sanad yang mutawatir, Cocok dengan Rasm Utsmani, serta Cocok dengan kaidah bahasa arab. tingkatan sanad qiro’at antara lain: Mutawatir (sanad shahih, perawi banyak dan bersambung sampai Rasulullah), Masyhur (perawi tidak sebanyak mutawatir), Ahad (sanad shahih, tidak cocok dengan Rasm Utsmani dan kaidah bahasa arab), Syadz (sanad tidak shahih), Mudraj (sisipan), Maudhu` (buatan). qiro’at yang aman dan boleh untuk diamalkan adalah qiro’at yang mutawatir dan masyhur.

urgensi qiro’at adalah menjaga kelestarian al-qur’an sebagaimana ia diturunkan. ulama menentukan hukum mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan qiro’at yaitu fardhu kifayah. terkait hal ini, majelis ulama indonesia pernah mengeluarkan fatwa pada tahun 1983 yang berisi: Qiro’at tujuh adalah sebagian dari ulumul qur’an yang wajib dikembangkan dan dipertahankan eksistensinya; Pembacaan qiro’at tujuh dilakukan pada tempat-tempat yang wajar oleh pembaca yang berijazah.

hikmah qiro’at tujuh antara lain: Menunjukkan terpeliharanya Al-Qur’an dari perubahan dan penyimpangan, Meringankan dan memudahkan umat Islam untuk membaca Al-Qur’an, Bukti kemukjizatan Al-Qur’an dari segi kepadatan makna (ijaz), Saling menjelaskan perkara yang global diantara qiro’at. oleh karena itu, salah satu kaidah penafsiran adalah dengan mengkaji ilmu qiro’at untuk memperoleh makna dari suatu ayat.

sudah disebutkan bahwa ada tujuh imam qiro’at dan empat belas perawi dengan sanad mutawatir yang bacaannya masyhur. mereka dipilih karena ketinggian ilmu, sifat amanah, dan lamanya mendalami qiro’at. ketujuh imam (bersama perawinya) adalah:

  1. Abu `Amru bin Al-Ala’ (perawinya adalah Ad-Duri dan As-Susi)
  2. Ibnu Katsir (perawinya adalah Al-Bazzi dan Qumbul)
  3. Nafi` Al-Madani (perawinya adalah Qalun dan Warsy)
  4. Ibnu Amir Asy-Syami (perawinya adalah Hisyam dan Ibnu Dzakwan)
  5. `Ashim Al-Kufi (perawinya adalah Syu`bah dan Hafsh). qiro’at imam ashim riwayat hafsh inilah yang biasa kita baca.
  6. Hamzah Al-Kufi (perawinya adalah Khalaf dan Khalad)
  7. Al-Kisa’i Al-Kufi (perawinya adalah Abul Harits dan Ad-Duri)

dalam qiro’at juga dikenal apa yang disebut tariqah. tariqah berarti jalan pengambilan ilmu qiro’at. ada beberapa ulama yang mengumpulkan dan mengkaji ilmu qiro’at, diantaranya: Asy-Syatibi dengan kitabnya ‘Hirzul Amani wa Wajhut Tahani’ (disebut tariqah syatibiyah), dan Al-Jazari dengan kitabnya ‘Al-Misbah’ dan ‘Al-Kamil’ (disebut tariqah jazariyah.

demikian, wAllahu a’lam.

16 Comments

Filed under Islam

16 responses to “Pengantar Qiro’at Sab`ah

  1. Pingback: Fatihah 10 Style Al-Afasy « The Chronicle of Muttakin

  2. @Bayu
    sama-sama kang,
    masih belajar.

    tertarik ilmu qiro’at juga?
    sharing-sharing ya.

  3. السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
    saya juga tertarik dengan bacaan qiro’ah sab’ah, boleh dong kita sama-sama belajar. saya punya kitab-kitab yang membahas tentang bacaan-bacaan al-Qur’an. insya Alloh saya akan menulisnya di blogs, http://iwan-kurniaone-quran.blogspot.com ,
    sekian, semoga kita selalu dalam petunjuk hidayahNya, aamiiin.

  4. @iwan
    Senang sekali bisa kenal dg rekan yg sama-sama tertarik pada qiro’at sab`ah. Boleh dong kitab-kitabnya di-share? Ada judul apa aja? 🙂

    InsyaAllah sy sedang menulis modul:
    Kaidah Jami` Qiro’at Nafi`
    butuh banyak referensi nih.

  5. ulya heryansah

    assalamu’alaikum.
    Dari dulu-skrang, sy suka terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan al qur’an, baik bacaan ataupun ilmunya. tp sampai sekarang sy blm menemukan kepuasan, termasuk kepuasan dalam memahami qiro’at sab’ah. sy sangt senang ketika membaca keterangan ataupun penjelasan dari akh tentang qiroah sab’ah di sini. kalo boleh, tlg dong kalo ada info yang berhubungan dengan qiroah sab’ah atau pun yang berhubungan dengan kajian al qur’an bisa dikirim ke email sy. makash ats bantuannya. jazakallah khoiron katsiro. amin

  6. Pingback: 2010 in review | The Chronicle of Muttakin

  7. aslkm. ana minta alamat
    untuk belajar contoh-contoh dari Qiroat sabah

    • أبو محمد عبد الرحمن

      Alamat : Yayasan Nurul Qur’an Praya Lombok Tengah NTB
      di Lendang Simbe Desa Mertak Tombok Kec. Praya Kab. Lombok Tengah Prop. NTB

  8. ANA ALFARABI

    assalamualaikum….
    ikutan belajar dong !! ane sangat butuh dengan ilmu qiro’at assab’ah….

  9. ayi

    di pondok pesantren ldii di kediri qiroat sab’ah juga diajarkan.
    dg kitab muyasar-nya, dijelaskan surat demi surat sebanyak 30 juz dari setiap perbedaan yg ada.
    total dijelaskan ada 21 cara bacaan, spt dijelaskan diatas dari 7 org masing ada 2 perawi.

  10. dewianisaulkarimah

    wah pengen sekali ikutan belajar, saya penggemar qiro’at. tapi belum ada waktu luang insyaallah kalau ada waktu luang saya akan belajar qio’at sab’ah , trimakasih atas infonya…sangat bermanfaat.

  11. Burhanuddin

    Sukran Syeikh Infonya, Moga jdi Amal Jariah. Jazakallahu Khairan Summa Jaza’..
    Kalau tak keberatan kasih tau dong cara buat blog seperti antum

  12. أبو محمد عبد الرحمن

    السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
    Afwan, kalau boleh dikirimkan kita kitab-kitab qiro’ah sab’ah atau panduan yang ada terutama maqro’ yang di Musabaqohkan di MTQ Nasional atau Internasional.. syukron

  13. Pingback: Sekilas Qiro’ah Sab’ah | Pecinta Qiro'ah Indonesia

Leave a reply to أبو محمد عبد الرحمن Cancel reply